halaman7.com – Aceh Tamiang: Ketua GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Cabang Aceh, Sabri Basyah menyampaikan Aceh Tamiang merupakan tanah kelahiran industri kelapa sawit Indonesia.
“Industri kelapa sawit bermula dari kabupaten ini. Sejak 2016 industri kelapa sawit menjadi penyumbang devisa negara terbesar,” ungkap Sabri di hadapan Wakil Menteri Desa
Dengan potensi alam berupa kelapa sawit yang dimiliki, diharapkan Aceh Tamiang menjadi daerah maju baik di Aceh maupun nasional.
“Kami sangat membutuhkan arahan untuk mengembangkan daerah ini. Terlebih saat ini Anggaran Dana Desa (ADD) tiap tahunnya sudah tersedia. Mohon arahan dalam membuat program supaya dana desa (DD) dapat dikelola untuk mengentaskan kemiskinan di Aceh Tamiang ini,” pintanya.
Harus Baik
Pernyataan dan permintaan ini langsung ditanggapi, Wamendes PDTT, Budi Arie Setiadi. Dijelaskan kalau proses pengelolaan dana desa harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Sebab pengawasan dana desa dilakukan warga desa itu sendiri.
Jika di Aceh Tamiang terdapat 213 desa. Artinya hampir Rp200 milliar dana dari pemerintah pusat. Tapi yang jadi pertanyaannya, apakah dana desa dikelola dengan baik?
“Apabila pejabat desa melakukan korupsi, maka saya jamin desa tersebut tidak akan maju,” tegas Wamen.
Dikatakan, Datok Penghulu harus bertanggung jawab untuk kemajuan desanya. Termasuk dalam penurunan angka stunting. Untuk itu, segera buat program-program yang dapat memperbaiki perekonomian masyarakat. Sehingga kemiskinan dapat teratasi di Aceh Tamiang.
Perihal program membangun perekonomian desa dan penurunan angka stunting, berdasarkan hasil diskusinya bersama Menteri Kesehatan RI, Budi menyarankan untuk membangun usaha peternakan ayam kampung skala rumah tangga.
Menurutnya hal ini paling efektif dalam memberikan protein pada telur untuk bayi agar tumbuh sehat dan melakukan peluang bisnis telur.
INFO Terkait:
Tidak Terdampak
Pada kesempatan ini, Bupati Mursil memaparkan Kabupaten Aceh Tamiang tidak terlalu terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Hal ini karena banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani kelapa sawit dan karet. Terlebih harga dua komoditi tersebut sangat baik di masa pandemi ini.
Terkait program-program pembangunan desa, Budi Arie mengundang bupati dan kepala dinas PMKPPKB serta seluruh kepala desa untuk berdiskusi lebih lanjut di kantornya.[Antoedy]