Para pembaca halaman7.com yang berbahagia dimanapun berada
AWAL Oktober 2022 ini, sepakbola Indonesia berduka. Seluruh tanah air juga bahkan berduka. Satu tragedy terseburuk dalam kancah sepakbola nasional terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Tmur, Sabtu 1 Oktober 2022.
Sedikitnya, sampai Minggu 2 Oktober 2022, sudah 130 nyawa melayang akibat kerusan hebat dalam sejarah persepakbolaan di Indonesia.
Pertandingan dua saudara satu provinsi di Liga 1, antara tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya berujung menjadi tradegi berdarah dan mematikan. Ini dipicu dari dari kekalahan Arema atas Persebaya, 2-3.
Kelalahan Arema atas Persebaya di kandangn, merupakan yang pertama dalam dua dekade terakhir atau 23 tahun terakhir. Ini membuat pendukung fanatik Areamania menerobos masuk lapangan dan mencari para pemain Arema.
Polisi yang bertugaspun mencoba menghalau hingga menyemprotkan gas air mata. Ternyata, tak sampai disitu, supporter semakin beringas, tak kenal siapa kawan dan siapa lawan. Hingga bentrokan besar pun tak bisa dihindari.
Ini tendu tragedy duka yang terbesar yang dialami Indonesia. Sekaligus malu bahkan aib di tengah makin bagusnya prestasi Timnas Indonesia di kancah internasional. Baik di level senior, maun level U-20 hingga level U-16 dan U-15.
Bahkan, pasca kemenangan dua kali beruntun atas Timnas Curacou yang berpringkat FIFA lebih tinggi yakni 86 dunia. Pringkat Indonesia naik dua poin dari peringkat 154 dunia menjadi 152 dunia.
Saksi FIFA
Tragedi Kanjuruan Malang ini, bisa menjadi pintu masuk bagi FIFA memberi sanksi. Sekaligus menguburkan mimpi jutaan penduduk Indonesia yang ingin melihat Timnas mampu berbicara banyak di level Internasional, bukan saja di Asia Tenggara.
Belum lagi, Indonesia pada tahun depan akan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia U-20, bisa jadi terancam. Jika ini terjadi, maka ini menjadi mimpi buruk yang menakutkan bagi Indonesia. Di tengah mata dunia menyoroti tren positif Timnas Indonesia.
Tentu pemerintah dan PSSI harus bisa mengambil langkah cepat dan tepat. Sehingga, ancaman sanksi FIFA yang sudah pasti diambil ini, tidak membunuh jutaan impian puluhan juta masyarakat Indonesia yang ingin melihat Timnas Indonesia berlaga dan mampu menorah prestasi dikancah internasional.
Pemerintah dan PSSI tak bisa anggap sepele tragedy Kanjuruhan Malang ini. Multi efek yang bisa saja terjadi harus bisa diantisipasi. Hingga tidak merembes kemana-mana. Sampai nantinya merugikan sepakbola Indonesia yang sedang naik daun.
Sanksi tegas PSSI terhadap Aremania atau Arema FC, harus bisa membuat efek jera bagi tim-tim yang berlaga di kancah Liga Indonesia. Baik Liga 1, 2 dan 3. Sebab banyak potensi kerusuhan yang kerab terjadi di berbagai daerah di Indonesia.[h7]
Respon (1)