PUISI Maskirbi: Tarian Sunyi

FOTO: ilustrasi

Ada yang menari di kesunyian malam
ketika kutanyakan, tarian apa itu
“tarian sunyi,”
katanya
“mari ikut menari,”
ajaknya

lalu kami menari dengan irama degup jantung
kami berputar-putar melingkari angin, semakin
cepat putaran kami, semakin kecil lingkaran kami
lenguh nafas, ketip jari, hentak kaki; hempas lengan,
degup jantung menjadi nyanyian.

ketika kutanyakan nyanyian apa itu
“nyanyian dzikri”
ucapnya
“ayo erus menari, ayo nyanyian dzikir
ajaknya

ia peluk tubuhku dan mempercepat tarian kami
sampai tak ada suara, kecuali angin, kecuali sunyi
kami menjadi angin terapung di lautan udara, lain
menjadi sunyi. Aku tak bertanya lagi, kecuali terus
Menari sampai telanjang di dalam sunyi?

Catatan Redaksi:
Maskirbi adalah maestro puisi dan teater Aceh. Maskirbi yang lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, 9 Oktober 1952, dilaporkan dan dinyatakan meninggal dunia bersamaan peristiwa tsunami Aceh, 26 Desember 2004.

Maskirbi, lelaki berdarah asli Aceh Selatan ini memiliki nama Mazhar ini merupakan pendiri Teater Mata, Banda Aceh dan termasuk salah seorang tokoh teater modern Aceh.

Baca juga puisi Maskirbi: “Kesaksian”

Facebook Comments Box
Baca Juga  Polres Sabang Beri Bansos pada Pensiunan Polri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *