halaman7.com – Aceh Tengah: Gayo secara umum memiliki banyak para pejuang dalam mengusir penjajahan dimasa lampau. Salah satunya, Tengku Said Abdullah Aman Nyerang. Namun, secara nasional, para pejuang Gayo tersebut, tidak termasuk dalam Pahlawan Nasional.
Melihat realita ini, pasnagan pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah nomor urut 1, Bardan Sahidi-Karimansyah (Beriman) yang mengusung 9 visi, bertekad akan memperjuangkan Aman Nyerang menjadi pahlawan nasional.
“Saya kira, sudah sepantasnya Aman Nyerang menjadi pahlawan nasional. Itu akan kita perjuangkan apabila rakyat memberi mandat kepada pasangan Beriman (Bardan-Kariman),” kata Bardan Sahidi, Senin 4 Nopember 2024.
Menurutnya, Aman Nyerang merupakan seorang pahlawan perang saat melawan Belanda. Mulai saat awal pendudukan Gayo hingga sekitar tahun 1920-an.
“Sampai saat ini belum ada pahlawan dari Gayo yang mendapat gelar sebagai pahlawan nasional. Jika melihat kiprah Aman Nyerang pada saat itu sangat layak menyandang gelar itu (pahlawan nasional),” tegas Bardan.
Terlebih lagi, lanjut mantan anggota DPRA ini, Belanda juga telah mengembalikan pedang Aman Nyerang pada 14 Maret 2003, dan di simpan di Museum Aceh. Bahkan keturunan beliau sudah melihat langsung keberadaan pedang tersebut.
Sebagaimana diketahui, Aman Nyerang yang mendapatkan gelar Said, bukan dari keturunan melainkan karena kemampuan spiritual beliau yang luar biasa. Pada masa itu, bersama empat rekan lainnya berjuang di sekitar wilayah Linge, Lokop Serbejadi dan Samarkilang.
Menurut catatan Belanda yang dimuat dalam Sumatranjes yang berisi catatan perjalanan HC Zentgraaff kemampuan Aman Nyerang bertahan dan membangun perlawanan dari dalam hutan Gayo. Memuat Aman Nyerang sangat sulit untuk ditaklukan. Butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk menaklukan Aman Nyerang.
Lamanya Aman Nyerang melawan Belanda setara dengan Teuku Umar selama 20 tahun (1870-1893). Meski belum selama perjuangan Cut Nyak Dhien (1873–1904) atau 31 tahun. Sehingga sangat pantas Aman Nyerang di usulkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan.
Tambah Bardan, salah satu benteng pertahanan Aman Nyerang adalah hutan Gayo. Dimana, menurut Zentgraaff, hutan menyediakan segala kebutuhannya. Ini mencerminkan potnesi sumber daya hutan Gayo merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat dari dulu hingga masa yang akan datang.
Perjuangan Aman Nyerang berakhir pada 3 Oktober 1922, saat dirinya bersama Aman Rasum yang merupakan rekan sesama pejuang, yang diburu pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Jordans, syahid karena tertembak pasukan musuh di hulu sungai Serbejadi.[ril | red 01]