TEPAT tanggal 16 Januari 2022, Google Doodle menampilkan sosok menampilkan sosok wanita tua berbaju oranye memakai penutup kepala dan berkaca mata. Disetiap hurup dari ejaan G O O G L E, terlukis anak-anak yang menikmati atau sedang bermain. Siapakah sosok tersebut?
Ternyata soso tersebut adalah Sandiah. Lalu siapa Sandiah?
Memang nama Sandiah tidak begitu familiar bagi banyak orang. Apalagi di zaman now ini. Sandiah adalah nama asli dari Ibu Kasur. Nah, mendengar Ibu Kasur tentu langsung teringat dengan lagu anak-anak.
Lagu-lagu anak yang sangat populer pada masanya seperti Bertepuk tangan, Kucingku, dan Main Sembunyi. Bahkan ada masih diganderungi hingga saat ini. Itu semua lahir dari tangan dingin sosok pendidik anak-anak Indonesia yang ramah dan berkesan.
Sandiah atau Bu Kasur adalah seorang seniman dan tokoh pendidikan Indonesia. Ia lahir di Jakarta pada 16 Januari 1926. Tanggal kelahirannya inilah yang dijadikan dan dipilih sebagai Google Doodle.
Sebagai sosok pendidik dan ramah anak, menjadi alasan google memilihnya menjadi Google Doodle pada, Minggu 16 Januari 2022.
Buah pernikahannya dengan Soerjono, mereka dikarunia lima orang anak, yakni Sursantio, Suryaningdiah, Suryo Prabowo, Suryo Prasojo, dan Suryo Pranoto.
Bu Kasur banyak menciptakan lagu anak-anak. Google Doodle mengatakan, Bu Kasur telah menciptakan lebih dari 150 lagu anak-anak yang sangat dikenal masyarakat.
Nama Bu Kasur sendiri adalah nama panggilan dari suaminya, Soejono atau yang dikenal dengan Pak Kasur. Soerjono muda juga seorang pencipta lagu anak-anak yang sering dipanggil dengan panggilan Kak Soer. Lantas ketika setelah menikah, Sandiah pun dipanggil dengan Bu Kasur atau Ibu Kasur.
Prangko
Bangsa Indonesia sendiri, pada 2004 pernah mecetak prangko yang bergambar sosok Bu Kasur. Prangko bernilai 2500. Pada tahun itu, Pemerintah mecetak prangko serial 4 sosok wanita Indonesia.
Selain Bu Kasur, sosok lainnya yakni Ani Idrus (Tokoh Pers), Lauw Ping Nio alias Nyonya Meneer (wirausahawan industri Jamu) serta Gedong Bagoes Oka, tokoh pembaruan Hindu dan gerakan anti kekerasan di Indonesia.[Iranda Novandi]