Mualem: Rakyat Aceh Butuh Perlindungan Bukan Teror Baru

Muzakir Manaf

halaman7.com – Banda Aceh: Ketua Umum, Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA) H. Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem menilai. Penangganan atau antisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang saat ini dilakukan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten serta Kota di Aceh, sudah menunjukkan langkah positif.

Ini terlihat dari aksi nyata berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Mulai dari membatasi warga keluar rumah hingga pemberlakuan jam malam. Namun, Mualem menilai, belum ada aksi nyata yang langsung menyentuh rakyat kelas bawah (kecil) di Aceh.

Misal, ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi dokter dan para medis serta masker dan sanitaizer untuk masyarakat. Jika pun ada, merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan RI, bukan pengadaan langsung dari Pemerintah Aceh.

Selain itu, pengawasan harga sembilan bahan pokok juga belum maksimal, sehingga harga di pasar, tetap dimainkan oleh para spekulan. Bahkan, saat ini terjadi antrian panjang bahan bakar minyak (premium) dan lainnya, pada sejumlah SPBU di Aceh.

“Sejak 1 Maret hingga 1 April 2020, kami terus memantau perkembangan yang ada. Termasuk berbagai laporan dari kader dan pengurus PA di Aceh. Kesimpulan yang harus saya sampaikan adalah; pemerintah daerah wajib memberi rasa aman, nyaman dan perlindungan kepada rakyat, bukan sebaliknya menebar teror baru,” tegas Mualem, melalui Juru Bicara (Jubir) Partai Aceh, H Muhammad Saleh, Rabu 1 April 2020 sore di Banda Aceh.

Itu sebabnya sebut Mualem, Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota, jika mengeluarkan berbagai kebijakan, harus  mempertimbangkan berbagai dampak sosial, ekonomi, khususnya psikologis masyarakat yang hingga kini masih resah dan gelisah. Termasuk dengan berbagai solusi alternatif. Bukan sebaliknya, rakyat harus melakukan dengan caranya sendiri.

Baca Juga  PB Perpani Hentikan Sementara Kegiatan Panahan

“Apakah langkah lockdown yang dilakukan sejumlah kabupaten/kota, termasuk gampong di Aceh, belum cukup memberi pelajaran dan sinyal bagi Pemerintah Aceh. Jangan sampai rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya,” ujar Mualem.

Kata Mualem, salah satu kebijakan mengisolasi diri bagi warga yang diduga terpapar Covid-91 di rumah dengan status Orang Dalam Pengawasan (ODP), memang sudah tepat, untuk memutuskan mata rantai virus yang mematikan ini.

Harusnya tidak dilepas begitu saja. Mereka ditempatkan pada satu kawasan dengan pantuan ketat dari pemerintah daerah. Misal, Asrama Haji Banda Aceh. Selain itu menjamin pengobatan hingga kebutuhan bahan pokok.

”Tebarkanlah rasa percaya diri dan optimisme kepada rakyat Aceh dengan informasi yang benar dan akurat, bahwa musibah ini akan segera berakhir. Jangan ada yang sembunyikan untuk tujuan pencitraan tertentu. Kasihan rakyat,” sebut Mualem.

Mualem mengaku, pernyataan ini harus disampaikan pihaknya, setelah melihat, menilai dan menerima masukan dari berbagai pihak. Termasuk suasana batin warga Aceh yang ada di pedesaan (gampong).

“Selama ini, saya dan Partai Aceh bukan diam, tapi terus memantau dan mempelajari berbagai kebijakan dan keputusan pemerintah dengan solusi nyata. Apakah begitu sulit hanya untuk menyediakan dan membagikan masker untuk rakyat Aceh, sementara sejumlah rumah pejabat dilakukan penyemprotan disinfektan. Ini tidak benar,” tegas Mualem melalui Jubir PA, Muhammad Saleh.[ril/red 01]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.