halaman7.com – Jakarta: KRI Nanggala yang tenggelam di laut Bali, merupakan satu dari 5 kapal selam yang dimiliki TNI AL.
KRI Nanggala yang dinahkodai Letkol (P) Heri Oktavian dibuat di Jerman pada 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) di Kiel, Jerman Barat yang kemudian diakuisisi ThyssenKrupp Marine System (TKMS) sebagai Holding Company.
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam Type 209/1300 yang dipesan pemerintah Indonesia pada 1977 dan aktif digunakan pada 1981. Kapal ini memiliki kembaran KRI Cakra-401.
Pembuatan kapal dimulai Maret 1978 dan diserahkan kepada Indonesia pada 6 Juli 1981.
KRI Nanggala pertama kali diperlihatkan kepada publik saat peringatan HUT ke 36 TNI, 5 Oktober 1981. Penggunaannya diresmikan Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI Mohammad Jusuf pada 21 Oktober 1981 di Dermaga Ujung Surabaya.
Kru angkatan pertama KRI Nanggala yang membawa dari Jerman, sudah banyak yang meninggal. Sedangkan untuk generasi berikutnya, beberapa di antaranya saat ini menjadi perwira tinggi TNI AL.
Menurut Komandan KRI, Letkol Laut (P) Heri Oktavian, sebagaimana dilansir dari mylesat.com, KRI Nanggala-402 diantaranya pernah bertugas ke Timtim saat fase jajak pendapat dan pernah meluncurkan torpedo.
Dalam mendukung tradisi pembaretan untuk warga kehormatan Hiu Kencana, KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam yang paling banyak melaksanakannya.
Sebanyak 70 Warga Kehormatan Hiu Kencana pernah merasakan penyelaman bersama KRI Nanggala-402. Prestasinya diimbangi kembarannya KRI Cakra-401 yang melaksanakan untuk 57 Warga Kehormatan Hiu Kencana.
Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan dari TNI AL khususnya Satuan Kapal Selam kepada pejabat tinggi negara, TNI, dan Polri, tokoh nasional, dan warga masyarakat yang telah memiliki jasa, perhatian, perjuangan maupun pengorbanan untuk kejayaan TNI AL. Utamanya berpartisipasi demi kemajuan pengembangan kapal selam baik secara langsung maupun tidak langsung.
Brevet Hiu Kencana merupakan simbol pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam dalam taktik dan teknik peperangan bawah permukaan laut, yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan jiwa korsa bagi para pemakainya.
Dengan menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana, seseorang dinyatakan sah menjadi keluarga besar kapal selam TNI AL. Penyamatan biasanya dilaksanakan di kedalaman 30 meter.
Seperti motto yang digenggam erat oleh segenap kru kapal selam TNI AL, begitulah para pelaut ini mengabdikan diri dan hidupnya untuk Indonesia. Wira Ananta Rudira: Tabah Sampai Akhir….
INFO Terkait:
- Seluruh Awak KRI Nanggala 402 Dinyatakan Gugur
- Prabowo: KRI Nanggala 402, Selamat Berlayar Menuju Keabadian
Berikut daftar pangkat dan nama awak (terakhir) KRI Nanggala-402
- Letkol Laut (P) Heri Oktavian
- Mayor Laut (P) Eko Firmanto
- Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro
- Kapten Laut (E) Yohanes Heri
- Kapten Laut (P) I Gede Kartika
- Lettu Laut (P) Muhadi
- Lettu Laut (P) Ady Sonata
- Lettu Laut (P) Imam Adi
- Lettu Laut (T) Anang Sutriatno
- Letda Laut (E) Adhi Laksmono
- Letda Laut (P) Munawir
- Letda Laut (T) Rhesa Tri
- Letda Laut (T) Rintoni
- Letda Laut (P) M Susanto
- Serka Bah Ruswanto
- Sertu Bah Yoto Eki Setiawan
- Sertu Ttu Ardi Ardiansyah
- Sertu Kom Achmad Faisal
- Sertu Kom Willy Ridwan Santoso
- Sertu Eko M Rusdiyansyah
- Sertu Eki Ryan Yogie Pratama
- Sertu Mes Dedi Hari Susilo
- Serda Bah Bambang Priyanto
- Serda Kom Purwanto
- Serda Kom Eko Prasetiyo
- Serda Ttu Harmanto
- Serda Ttu Lutfi Anang
- Serda Atf Dwi Nugroho
- Serda Ede Pandu Yudha Kusuma
- Serda Eta Misnari
- Serda Saa Setyo Wawan
- Serda Lis Hendro Purwoto
- Serda Mes Guntur Ari Prasetyo
- Serda Lis Diyut Subandriyo
- Serda Lis Wawan Hermanto
- Serda Lis Syahwi Mapala
- Serda Lis Wahyu Adiyas
- Serda Lis Edi Wibowo
- Kopda Eta Kharisma D.B
- Kopda Tlg Nugroho Putranto
- Kopda Mes Khoirul Faizin
- Kopda Trb Maryono
- KLK Eta Roni Effendi
- KLK Eta Distriyan Andy P
- KLS Isy Raditaka Margiansyah
- KLS Isy Gunadi Fajar R
- KLS Nav Denny Richi Sambudi
- KLS Mes Muh Faqihudin Munir
- KLS Nav Edy Siswanto
- Kolonel Laut (P) Harry Setyawan (Non ABK)
- Letkol Laut (E) Irfan Suri (Non ABK)
- Mayor Laut (E) Whilly (Non ABK)
- 53. Suheri –PNS (Non ABK).[mylesat.com | red 01]