Oleh: Subhan Tomi
KITA patut bersyukur memiliki banyak budaya yang berbeda dari berbagi macam daerah. Sehingga kita memiliki banyak warisan kuliner dan kebiasaan berbuka puasa yang dilakukan umat Islam dari Sabang sampai Merauke dengan ciri masing-masing.
Banyak orang pasti tertarik makan makanan yang digoreng. Bahkan gorengan bisa dibilang termasuk menu buka puasa yang paling banyak diminati orang Indonesia. Bukan hanya bisa memuaskan rasa lapar dengan rasa gurihnya. Gorengan selalu memiliki daya tariknya sendiri untuk disantap kapan saja.
Maka jangan heran pada sudut jalan menjelang waktu berbuka puasa lalu lintas macet. Penuh dengan masyarakat sedang ngabuburit sambil mencari gorengan untuk berbuka puasa.
Ada juga kolak pisang dan lainya yang bisa menjadi pilihan konsumen atau es buah yang sudah dikemas dalam gelas plastik. Mereka tinggal memilih sesuai kebutuhan dan selera. Ini tradisi yang memang unik dan hanya ada di Indonesia raya.
Pada hari biasa penjual gorengan relatif tidak banyak persaingan. Namun pada bulan ramadhan banyak pendagang gorengan dadakan bermunculan.
Bagi umat Islam, Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah. Betul-betul memberikan berkah kepada masyarakat banyak termasuk kepada mereka pejual gorengan dadakan ini.
Berbuka puasa dengan makanan yang manis seperti dengan kurma merupakan anjuran dari sunah Nabi. Namun kita juga bisa memahami bahwa tidak semua individu yang menjalankan ibadah puasa bisa mengkonsumsi kurma, karena beberapa faktor.
Bahkan tidak sedikit masyarakat kita berbagi kebahagian dengan sesama selama bulan Ramadan dengan gorengan dan kolak pisang untuk berbuka puasa .
Secara medik gorengan sebenarnya tidak dianjurkan oleh ahli gizi untuk menu berbuka puasa. Namun karena berbuka dengan gorengan sudah menjadi tradisi di lingkungan masyarakat kita. Belum sempurna berbuka puasa jika tidak ada gorengan di meja makan.
Semoga di bulan Ramadhan ini. Kita dapat menjalani dengan khidmat dan ikhlas sehingga kita menjadi hamba yang bertaqwa.[]
Penulis, ASN Pemkab Aceh Singkil