Catatan: Iranda Novandi
AMAZING. Begitulah kesan pertama saat pertama kali menginjakan kaki di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery di Kota Medan, Sumatera Utara.
Betapa tidak. Setidaknya ada 500 hewan seluruh dunia ada di galeri yang didirikan sejak 14 Mei 1991 tersebut. Mulai dari hewan buas seperti harimau harimau, beruang, ular sampai nyamuk-nyakmuk yang nakal serta kecoa liar.
Karena konsepnya museum bukan taman safari atau kebun binatang. Maka hewan yang ada disini semuanya telah mati dan diawetkan. Seluruh hewan di museum ini merupakan hasil perburuan legal yang dilakukan pendirinya, Dr H Rahmatsyah diberbagai belahan benua di dunia ini.
Bagi Rahmat, pendirian museum ini hanya mencegah kepunahan hewan di muka bumi ini. Karenanya, ia rela merogoh kicek dalam dalam mengumpul hewan-hewan yang ada di dunia ini. Terutama hewan-hewan yang sudah mati dari berbagai kebun binatang di dunia ini.
Kecintaannya pada alam, didikasikannya lewat museum yang terletak di Kelurahan Petisah Hulu, Medan Baru, Kota Medan. Konsep pendiriannya sama dengan Safari Club International yaitu konservasi dengan pemanfaatan.
Sejak diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Juwono Sudarsono, kala itu. Museum ini menjadi salah satu daya tarik Kota Medan. Terutama bagi para wisatawan dari manapun berada.
“Ini bukan hanya sekedar museum. Namun juga wahana edukasi bagi generasi Indonesia dan dunia,” ujar Julia Novita, seorang warga Aceh Tengah yang dijumpai penulis di museum, saat berkunjung selepas peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Medan pada 9 Februari 2023 lalu.
Bagunan berbentuk rumah lantai tiga ini, dipenuhi berbagai hewan. Mulai dari lantai satu hingga lantai dua. Cukup dengan mengeluarkan biaya masuk Rp75 ribu bagi pengunjung umum dan Rp30 ribu bagi para pelajar. Kita bisa menjelajah dunia dan mengenak satwa yang ada di muka bumi ini.
Ups.. jangan bilang mahal dulu ya. Karena, biaya masuk yang diterapkan tersebut, sudah termasuk voucer snak atau makanan ringan yang dapat ditukar setelah selesai puas berkeliling di museum tersebut.
Bukan saja satwa, kita juga bisa mengetahui berbagai jenis telur hewan. Mulai dari telur terkecil milik Puyuh hingga telur terbesar milik Burung Onta.
Pada lantai dua, kita juga bisa mengenal berbagai jenis serangga dan keluarganya, termasuk berbagai jenis kupu-kupu. Bahkan ada nyamuk yang nyaris tak terlihat dengan kasat mata, juga ada tersimpan di sini.
Kupu dan serangga ini disusun dengan rapi dan bernilai seni. Sehingga menggugah mata untuk melihat dan memandangnya.
Di lantai II ini juga, kita bisa temukan kerangka gajah dan hewan langka lainnya. Semuanya terlihat nyata dan asli. Bukan tulang belulang rekayasa. Makanya, ini memang pantas menjadi museum edukasi bagi para pengunjung, terutama para pelajar.
Ada lima tempat atau ruangan yang sangat patut dilihat disini. Yaitu:
- African Big Five. Menampilkan lima mamalia terbesar di Afrika yaitu gajah, badak putih, singa, banteng dan macan tutul
- Birds Kingdom. Menampilkan berbagai jenis burung
- Bear Room. Menampilkan berbagai jenis beruang di daerah tropis maupun Antartika
- Mountain of Goats Night Safari. Menampilkan kehidupan berbagai jenis kambing di malam hari
- Indonesian Species
- African Room
Museum ini juga memiliki konsep humanis bagi pengunjung. Dengan dipandu oleh tour gaet. Kita bisa berkeliling mengenal hewan tersebut. Di museum ini juga dilengkapi mushala, toilet, dan café serta perpustakaan. Termasuk souvenir shop bagi yang pulang ingin membawa oleh-oleh khusus.
Nah.. bagi anda yang berkunjung ke Medan. Tak salah kalau tempat ini menjadi salah satu tempat anda bertualang mengenal hewan di dunia. Dijamin ada sensasi yang tak terlupakan, jika telah berkunjung kesini.
Bagaimana, anda tertarik? Siapkan waktu libur anda bersama keluarga. Jika Medan, pilihannya. Maka museum ini sangat di rekomendasi untuk dikunjungi.[halaman7.com]