Catatan: Usman Lamreung
ACEH Besar memiliki wilayah begitu besar dan luas. Tentu akan menghadapi berbagai macam kompleksitas masalah dalam implementasi program pembagunan, khusus daerah-daerah perbatasan dan pesisir.

Kebiasaan sering luput dan terlupakan dari berbagai kebijakan pembangunan. Bisa dilihat dan disaksikan sendiri berbagai kesenjangan pembangunan di daerah pesisir, terluar dan perbatasan, diantaranya terlupakan adalah program pembangunan jalan.
Banyak sekali daerah pesisir dan perbatasan yang berdekatan dengan kota Banda Aceh, jalan sudah rusak parah, dan bertahun-tahun tak pernah kunjung di perbaiki. Padahal jalan sebagai penunjang hilir mudik aktivitas ekonomi dan penunjang lainnya.
Nah bila ini luput dari perhatian dan kebijakan penguasa tentu berdampak besar macetnya hilir mudik ekonomi masyarakat. Sebagai Contoh sudah 4 tahun jalan Bak Kurma Cot Irie – Limpok sebagai jalan akses ke kampus Darussalam tak kunjung dibuat.
Begitu juga Jalan Makam Teuku Nyak Arif sebelah sungai Krueng Aceh, badan jalan sudah berlobang dan rusak parah. Jalan tersebut juga menjadi alternative hilir mudik berbagai kegiatan masyarakat untuk mengakses pusat-pusat ekonomi, pendidikan dan perkontoran.
Namun sayang sudah berganti kepemimpinan di Kabupaten Aceh Besar dan Pemerintah Aceh. Tak juga ada tanda-tanda kedua jalan tersebut bakal diperbaiki, yang ada setiap tahun hanya di ukur dan diberikan tanda, namun tanpa ada aksi perbaikan dan dibuat.
Masyarakat sudah sangat kesal dan menyesalkan belum ada tanda- tanda perbaikan terhadap kedua jalan tersebut. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan Pemerintah Aceh, entah ada niat dan keinginan kedua jalan tersebut di perbaiki? Masyarakat sudah sangat wajar kecewa.
Soalnya anggota Dewan sudah observasi, sudah di ukur dan ditandai oleh dinas terkait. Namun sayang sudah tiga tahun terakhir jalanpun tak kunjung dibuat dan perbaiki, masyarakat hanya diberikan harapan saja atau mimpi saja.
Entah kapan kedua jalan tersebut dibuat, karena hingga saat ini sepertinya belum ada tanda-tanda diperbaiki, mungkinpun tak ada terpikir untuk diperbaiki? Atau menunggu lahir pemimpin emas 2045, bakal di perbaiki jalan tersebut. Mungkin saat itu lahir manusia emas di Aceh.[]
Penulis, Akademisi Unaya Aceh Besar