Aceh  

Kapolda: Intoleransi Masih Jadi Ancaman Keutuhan Bangsa

halaman7.com Banda Aceh: Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan, persoalan intoleransi masih menjadi ancaman bagi keutuhan nusa dan bangsa. Aksi tindak pidana terorisme kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Berulangnya aksi terorisme melalui kelompok jaringan menjadi bagian eksistensi dari para pelaku demi memecah belah kesatuan bangsa. Ditambah dengan munculnya aksi kelompok kriminal bersenjata di wilayah Papua dan Papua Barat yang saat ini sudah meresahkan masyarakat Indonesia.

“Karenanya, apel kebangsaan yang diselenggarakan secara serentak di seluruh jajaran ini. Bertujuan untuk memupuk rasa soliditas dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan serta kecintaan terhadap bumi pertiwi Indonesia,” kata Kapolda dalam amanat tertulis yang dibacakan Wakapolda Brigjen Pol Raden Purwadi dalam apel kebangsaan di Mapolda, Jumat 30 April 2021.

Apel kebangsaan ini dalam rangka program prioritas 100 hari Kapolri dan menjaga keutuhan NKRI di Provinsi Aceh.

Wakapolda Aceh Brigjen Pol Raden Purwadi bersama dan Kapoksahli Kodam IM Brigjen TNI Bambang Indrayanto menjadi pemimpin apel bersama ini yang diikuti seratusan peserta dari personel Polda Aceh, TNI, Pemuda Pancasila, perwakilan mahasiswa dan ormas lainnya.

Dalam apel tersebut juga sempat dilakukan doa bersama atas gugur sebagai putra-putra terbaik bangsa. Baik gugur dalam pelaksanaan tugas sebagai awak kapal selam Nanggala 402 serta gugur dalam operasi pemberantasan KKB di Papua.

Lebih lanjut, baca Wakapolda, saat ini pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk tanah air. Seluruh negara berlomba-lomba dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara.

“Dampak pandemi Covid-19 ini telah membawa perubahan secara signifikan ke dalam seluruh aspek kehidupan,” sambung Wakapolda.

Baca Juga  Sabang Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi

Darurat Kesehatan

Situasi darurat kesehatan yang pada akhirnya berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi. Menjadi suatu ancaman keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat yang harus ditangani bersama-sama dengan seksama.

“Apel kebangsaan merupakan komitmen untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tambah Wakapolda.

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dengan perbedaan suku, budaya, bahasa, agama dan adat istiadat. Namun di tengah perbedaan itu tetap bersatu padu dalam bingkai NKRI.

Momentum apel kebangsaan ini diharapkan dapat memperkokoh semangat kebersamaan persatuan dan kesatuan bagi seluruh pihak dan lapisan masyarakat Aceh. Agar terhindar dari paham intoleran yang dapat memecah belah bangsa.

Menguatkan rasa kebersamaan dan mengingatkan seluruh anak bangsa tentang kebhinekaan, bergotong royong dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Menjaga segenap tumpah darah Indonesia dari perpecahan, perselisihan dan hal-hal yang dapat melukai Pancasila dan semangat kebhinekaan.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan NKRI sesuai dengan cita-cita para pendahulu kita,” kata Wakapolda.

Seusai pembacaan amanat Kapolda, apel itu dilanjutkan dengan pembacaan ikrar kebangsaan dipimpinan pemimpin apel dan diikuti peserta apel. Dalam apel kebangsaan itu semua peserta apel termasuk para pejabat memegang bendera merah putih dan memakai pita merah putih di kepala.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *