halaman7.com – Banda Aceh: Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Tajuddin Bantacut MSc, menjelaskan, pertanian menjadi awal dari perkembangan budaya manusia yang bertumpu pada pembudidayaan tanaman dan domestikasi (pemeliharaan) hewan.
Eksplorasi dan kajian mendalam tentang Kopi dan budaya Gayo tentu menarik untuk menjelaskan kekhasan formasi budaya lokal. Setiap budaya memiliki kearifan yang berkembang melalui proses yang panjang dan waktu yang lama.
Perkembangan terakhir telah mempengaruhi budaya dunia. Waralaba kopi dunia, Starbucks, telah mengubah budaya kopi masyarakat lokal, khususnya kelas menengah, yang mencirikan gaya hidup alternatif bagi individu, suka mencari waktu luang dan identitas baru.
Bagaimana, sebenarnya keberadaan kopi dan budaya Gayo tersebut. Pagi ini, Selasa 17 Mei 2022, Pusat Kajian Kebudayaan Gayo menggelar webinar dengan mengupas “Kopi, Napas Kehidupan Orang Gayo dan Spesies Kunci Budaya dalam Era Digital.
Kegiatan melalui zoom meeting, dapat diikuti lewat tautan https://us02web.zoom.us/j/85961908170?pwd=FM2I0SWBpOGLWrN_9elNhRmXmeOOW2.1, dengan meeting ID: 859 6190 8170, Passcode: 059931.
“Zoom merting ini menghadirkan narasumber Labana Hutagalung, mahasiswi Prodi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB,” ujar Yusradi Algayoni.
Prof Tajuddin mengatakan, dirinya mengapresiasi Pusat Kajian Kebudayaan Gayo untuk melakukan webinar dengan tema “Kopi: Napas Kehidupan Orang Gayo dan Spesies Kunci Budaya dalam Era Digital.
“Saya sudah meluluskan dua dokor dan satu master yang meneliti kopi Gayo yang telah mempublikasikan artikel,” katanya.[andinova | red 01]