Oleh: Aji Setiawan
PERSAINGAN media massa pada era digital kini kian sengit. Media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik, dan online saat era digital sekarang ini saling menampilkan informasi teraktual dan mendalam untuk menarik perhatian publik.

Sebab itu, muncul anggapan persaingan itu akan mematikan media cetak. Karena gencarnya pemberitaan media online dan elektronik. Dulu ditutupnya koran Tempo Interakif (Koran Tempo Edisi Cetak) pada Februari 2021.
September 2021 Media kembali bergairah, muncul Majalah Forum, Koran Tempo kembali terbit. Media cetak dan online akan saling bersinergi dan tak akan mematikan karena keduanya memiliki konsep pemberitaan yang berbeda.
Media online menyampaikan berita secara cepat dan singkat. Sedangkan, koran atau surat kabar menyampaikan berita yang lebih kontekstual untuk pembacanya. Contohnya ketika terjadi sebuah peristiwa. Media cetak akan mencoba menyampaikan secara perinci. Mulai dari awal kejadian, penyebab, hingga langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi peristiwa itu.
Tak Hilang oleh Zaman
Dengan demikian ketika mendapatkan informasi sebuah peristiwa melalui media online. Untuk info yang lebih mendalam, orang tetap membaca koran. Media cetak semestinya selalu optimistis, koran atau media cetak tetap sangat dibutuhkan pembaca dan tak akan pernah hilang oleh zaman. Apalagi, bila media cetak itu mempunyai segmentasi khusus.
Karenanya media cetak sebaiknya menyasar kalangan pembisnis atau sektor roda ekonomi masyarakat. Dengan segmentasi seperti itu, media cetak tersebut akan terus dinantikan masyarakat. Karena mereka akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang sebuah peristiwa kehidupan. Memetakan problema masalah dan menemukan solusi serta jawaban.
Untuk menghadapi ketatnya persaingan media. Media cetak dan online harus saling bersinergi pada era milenial ini. Paling tidak media saat ini, terutama perusahaan penerbit surat kabar tak bisa hanya mengandalkan satu media. Misal, hanya koran atau sebatas pada media online. Karena ketatnya persaongan baik harus tampil di media cetak dan media online, harus kedua-duanya. Boleh juga menggabungkannya dengan elektronik.
Berita online akan menyampaikan informasi yang bersifat breaking news dan untuk finishing akan disampaikan melalui media cetak.
Tantangan lain media cetak dan online adalah lonjakan jumlah unit bisnis media. Terutama media online dan TV lokal. Soal media cetak mestinya tetap optimistis flatform media konvensional tersebut memiliki masa depan yang baik.
Sampai sekarang, peran media cetak belum tergantikan. Kedalaman dan ketajaman muatan pemberitaan media cetak tidak bisa tergantikan oleh media online.
Kepetingan Pebisnis dan Politikus
Pasca tumbangnya pemerintahan Orde Baru. Tantangan pers saat ini bukan lagi menghadapi rezim pemerintah. Melainkan kepentingan dari pebisnis dan politikus. Kesuksesan pers kerap diboncengi para politikus dan pengusaha.
Pers terancam kehilangan independensinya dan dipaksa menjadi partisan. Tapi media cetak jangan antipati politik. Karena politik adalah salah satu entitas sekaligus anggota komunitas dari media.
Persoalannya paling aktual media saat ini masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja media (wartawan) yang berbanding terbalik dengan euforia bisnis media di Tanah Air. Industri media semakin ramai, kantor-kantor berita berdiri megah. Tapi sayang, kehidupan para wartawannya menyedihkan.
Tentu sangat tidak manusiawi dan tidak habis pikir ketika mendapati ada wartawan yang digaji kurang dari Rp500 ribu per bulan bahkan 0 rupiah. Terutama mereka yang berada di daerah. Karena itu, muncul wartawan-wartawan ‘amplop’ yang suka memeras dan bekerja hanya demi uang.
Transisi pemerintahan menuju pada 2024, mendekati masa transisi pemerintahan di Indonesia, peran pers sangat dibutuhkan. Terutama, untuk menciptakan kebebasan masyarakat yang teratur. Dengan pers berkualitas, masyarakat mendapatkan mutu pemberitaan yang terjamin. Karena itu, pers harus terus didukung untuk meningkatkan profesionalisme.
Dengan semakin berkualitasnya pers. Upaya membangun demokrasi yang berkeadilan sosial dalam suasana yang aman, tertib, dan damai bisa lebih mudah terlaksana. Pers adalah salah satu pilar penting dalam tegaknya demokrasi di negara kita. Apa yang diperjuangkan pers sama dengan prinsip negara, yakni demokrasi, rule of law dan social welfare.
Kemerdekaan berekspresi yang juga berarti kebebasan pers. Merupakan komitmen pertama yang ada di dalam UUD 1945. Bahkan menjadi kalimat pertama dalam pembukaan. Bertolak dari UUD tersebut, pers mempunyai peran kebangsaan yang tidaklah kecil.
Untuk mencerdaskan bangsa, seperti yang diamanatkan oleh konstitusi. Pers perlu didukung penuh perjuangan pers untuk menciptakan pers yang bebas, profesional, dan sejahtera. Bukan zamannya lagi pers diintervensi kepentingan penguasa atau pemilik modal. Pers berjuang untuk kecerdasan dan kemandirian masyarakat.
Pers mampu melahirkan pemimpin bangsa yang berdaya saing serta bermutu. Pers memiliki peran strategis melalui karya-karyanya. Dalam mendorong lahirnya pemimpin yang sering berjibaku dengan problem-problem masyarakat serta memberikan solusi secara sigap.
Fungsi pers sebagai sarana informasi, sosial kontrol, hiburan, dan edukasi sangat mutlak. Insan pers konsisten menjalankan fungsinya dengan objektif. Hal itu menjadi jaminan untuk melahirkan pemimpin bangsa yang bervisi masa depan.
Pers sehat adalah pers yang dalam menjalankan profesinya menjunjung tinggi idealisme. Juga, pers sehat ditandai dengan industrinya yang sehat dan motivasi yang sehat pula.
Setiap elemen bangsa berharap kelahiran perusahaan media massa membawa semangat mengungkap kebenaran. Tak lupa pula soal kesejahteraan insan pers.[]
Penulis, mantan wartawan Jogja Pos dan Majalah alKisah