Perhelatan PON XXI di Mata Akademisi Unaya

Usman Lamreueng

halaman7.com – Banda Aceh: Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut sudah mau berakhir, Sejumlah cabang olahraga (Cabor) sudah selesai dipertandingkan. Tentu ada yang senang, bahagia dengan prestasi yang luar biasa, namun ada yang sedih gagal mendapatkan mendali.

Menyikapi hal ini, Akademisi Unaya, Aceh Besar, Dr Usman Lamreueng, menilai bagi Aceh sebagai tuan rumah tentu pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut harus sukses dan kepuasan atlet dan tamu periotas utama. Berbagai keterbatasan Aceh sebagai tuan rumah jauh hari sudah dipersiapkan.

Sarana-prasarana dengan anggaran terbatas mengharuskan semua fasilitas vanue direhap. Apalagi pasca pandemi kondisi anggaran devisit menyebabkan anggaran pelaksanaan PON turun.

Menurut Usman, Rabu 18 September 2024, biarpun anggaran PON dan berbagai dinamika politik dan tarik menarik kepentingan terjadi. Lambatnya kebijakan kepastian pembangunan vanue dalam menunjang sarana dan prasarana.

Biarpun akhirnya Aceh sebagai tuan rumah selesaikan rehab vanue sesuai standar yang ditetapkan. Prasarana dan sarana vanue pada umumnya atlet sangat puas, fasilitas sudah sesuai standar nasional malah adanyang sudah standar internasional.

Biarpun ada beberapa vanue yang digunakan ada yang belum selesai. Namun, sesuai yang disampaikan Pj Gubernur Aceh vanue yang belum selesaikan akan dilanjutkan setelah PON selesai.

“Peyambutan, pembukaan, keramah-tamahan rakyat Aceh dan kuliner Aceh, menjadikan Aceh semakin dikenal seantero nusantara,” ujar Usman.

Rakyat Aceh sangat ramah dengan tamu yang datang, Peumulia Jame adalah bagian dari adat Aceh. Jadi wajar banyak atlet dan pendatang senang dengan masyarakat Aceh, sangat berkesan dan Aceh sangat aman.

Masalah

Dikatakan, dalam perhelatan sebuah acara nasional, memang tanggung jawab sebagai tuan rumah sangat besar, apalagi saat ada masalah. Diantara masalah yang dihadapi Panitia PON adalah distrubusi makanan yang terlambat sehingga banyak atlet yang komplain.

Baca Juga  Gaji Ganda Pejabat BPKS Dihentikan, Akademisi Unaya Beri Apresiasi

Ini menjadi presenden buruk, hingga diturunkan pihak penegak hukum dan BPKP untuk mengawasi. Tentu masalah ini harus diaudit dan harus dibuka ke publik apa masalahnya atau apakah ada indikasi korupsi?

Banyak peristiwa saat hajantan pelaksanaan PON, selain masalah distribusi makanan, ada masalah lain, misalnya ada venue yang talang airnya roboh, terjadi badai dan hujan deras, sehingga ada cabang olaharaga digeser jadwal.

“Terkait dengan vanue yang bermasalah penting juga dilakukan audit, apakah saat pembangunan sudah sesuai dengan kontrak atau tidak?,” ujar Usman.

Masalah lain yang sering terjadi bermasalah PON adalah dewan juri/wasit yang menyebabkan atlet dan penonton kecewa. Ini menjadi PR besar bagi KONI untuk mengevaluasi dan kedepan pelaksanaan PON tidak terulang lagi.

Aceh saat ini diposisi 5 besar, ini sebuah prestasi yang luar biasa, dari target 10 besar, menjadi 5 besar, patut diacungkan jempol. Ini perlu terus dipertahankan pada event-event besar lainnya.

Begitu juga perlu perhatian serius baik pemerintah Aceh dan KONI kesejahteraan atlet, bukan saja bonus, tapi pembiayaan pembinaan mereka juga harus menjadi skala periotas agar prestasi atlet dibisa dipertahankan.[ril | red 01] 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *