PWI Aceh ‘Agak Laen’

Serpihan Puncak HPN 2024,

Film Komedi horor Agak Laen yang sedang tayang di bioskop di kawasan Sunter Jakarata.[FOTO: h7 - iranda novandi]

Catatan: Iranda Novandi

MENONTON bioskop bukanlah hal asing bagi kebanyakan orang. Hobi satu ini juga yang nyaris tak luput ku lakukan jika ada perjalanan ke luar daerah. Terlebih sejak di Aceh ada larangan bioskop sesuai dengan pemberlakukan syariat Islam secara kafah.

Namun kali ini ada sedikit berbeda, agak laen rasanya. Saat nonton ramai-ramai sampai lebih dari 10 orang dengan kawan-kawan. Nonton berjemaah sebenarnya dulu saat bioskop di Aceh belum ditutup, ku lakukan bersama teman-teman di Sanggar Mitra Kencana (SMK). Selain berteater, nonton adalah selingan rutin yang kerab dilakukan bersama anak-anak SMK dulunya.

Setelah 20 tahun berselang, suasana itu kurasakan kembali. Kali ini bukan dengan anak-anak SMK. Kali ini, nonton berjemaah itu dilakukan dengan kawan-kawan pengurus PWI Aceh dan PWI Aceh besar, plus sejumlah anggota IKWI Aceh dan Aceh Besar.

Sedikit agak laen juga, jika dulu nononton berjemaah di gendung gajah, kali ini disalah satu mall di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Bukan film ‘Lampir’ atau ‘Penggali Kuburan’ film horor yang lagi boming diputar di bioskop Indonesia saat ini, tapi yang ditonton tingkah empat anak Batak yang bertingkah dan berkelakuan ‘Agak Laen’ ku rasa.

Film bergenre komedi denan dibumbui sedikit horor ini, mulai rilis di bioskop Indonesia sejak 1 Februari 2024. Film ini dibintangi dan digarap para komedian. Sejumlah nama seperti Bene Dion, Oki Rengga, Boris Bokir dan Indra Jegel.

Ke empat anak muda ini merupakan, petugas wahana rumah hantu di satu Pasar Malam. Hanya saja, rumah hantu yang semula dikelola Bane, Boris dan Jegel ini tak diminati warga, karena selian tidak seram, pengelolaannya pun masih aal-asalan.

Baca Juga  Mantan Ketua PWI Aceh Tambah Koleksi Pustaka PWI

Sejumlah tokoh atau pemain utama, memerankan dengan nama sendiri. Bene Dion sebagai Bane, Oki Rengga sebagai Oki, Boris Bokir sebagai Boris dan Indra Jegel sebagai Jegel. Mereka memerankan karakter yang berbeda dengan latar belakang yang serupa tapi tak sama, sama-sama ingin mengubah nasib.

Bane sosok yang bekerja keras yang ingin menikah dengan seorang gadis. Hanya saja orang tua sang gadis pujaan hati Bane ini, membuat syarat yang berlebih. Dimana, pesta harus harus di gedung, lalu dihibur penyannyi top asal Batak dan undangan harus lebih dari 3.000 orang.

Oki, sosok seorang narapidana, yang ingin membahagiakan ibunya yang sedang sakit-sakitan. Mempersiapan kuburan untuk tempat makam ibunya jika nantinya meninggal dunia.

Boris, sosok anak muda yang ingin menjadi tentara. Namun masuknya lewat calo. Yang memaksanya kerja keras untuk menyiapkan uang sogokan yang diminta sang calo tentara.

Jegal, seorang anak muda yang ingin mengubah nasibnya lebih baik lagi. Punya banyak ide dan gagasan. Meskipun, terkadang idenya membuat mereka berempat menjadi susah dan didera masalah.

Dengan karakter yang berbeda dan agak lain ini, film yang disutradarai dan ditulis, Muhadkly Acho cerita dibangun di wahana rumah hantu yang penuh kekocakkan dan diselimuti bumbu horor.

Wahana rumah hantu yang awalnya, kurang diminati, mendadak viral setelah ada seolang Caleg yang sedang selingkuh meninggal dunia, karena terkena serangan jantung saat masuk wahana tersebut.

Hantu Caleg yang meninggal ini membuat suasana semakin seram, hingga menghasilkan banyak cuan bagi empat anak muda Batak yang mengelolanya. Semua impian dan cita-cita keempatnya bisa tercapai.

Namun masalahnya belum selesai, mereka juga dihantu dengan kematian Caleg yang dikubur dalam wahana rumah hantu itu. Dengan alur cerita yang menguras emosi dan gelak tawa, akhirnya mereka pun harus mengabiskan hidupnya di dalam jeruji besi selama 2 tahun, dari vonis 2,6 tahun.

Baca Juga  Diperlukan Media Centre Untuk Informasi Covid-19

Pengurus PWI – IKWI Aceh dan PWI – IKWI Aceh Besar saat menunggu jam tayang film Agak Laen.[FOTO: h7 – dok pwi aceh]
Film ini hingga per 16 Februari 2024, sehari sebelum 12 pengurus PWI dan IKWI Aceh plus PWI dan IKWI Aceh Besar nonton, telah mencapai 5 juta penonton.

Banyak pembelajaran yang dipetik dari cerita Agak Laen ini. Dengan kebersamaan semuanya diraih dan dicapai dengan meraih kesuksesan bersama pula. Meskipun semua itu harus menghadapi banyak rintangan dan tantangan.

Begitu juga dengan PWI Aceh, pasti bisa meraih sukses yang lebih baik jika bisa melakukan dengan kebersamaan dan penuh kekompakan. Tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa meraih sukses bersama.

Jika memang ingin sukses, memang harus agak laen.![halaman7.com]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *